--> Skip to main content

follow us

Asal usul, Penyebaran dan Pemekaran Suku Piliang, Tanjuang dan Caniago di Minangkabau

Asal usul, Penyebaran dan Pemekaran Suku Piliang, Tanjuang dan Caniago di Minangkabau. 


Di Minangkabau ada dua lareh dengan 4 suku besar dan tua di Minangkabau. Yaitu suku Koto dengan sekutunya suku Piliang dan Suku Bodi dengan sekutunya suku Caniago.

Banyak yang menanyakan asal usul suku di Minangkabau tersebut. Ada yang mengatakan bahwa Minangkabau memiliki sejarah kuat dengan Yunani, dan bangsa Yahudi. Untuk bahasan ini akan kami ulas dipostingan selanjutnya.

Ada juga yang menelaah asal suku-suku di Minangkabau, ada yang menanyakan asal suku Piliang, Koto dan Bodi serta Caniago tersebut. Terlepas dari mana suku-suku yang ada di Minangkabau. Maka admin coba memberikan beberapa referensei menarik buat Sanak pembaca Blogminangkabau.com tentang asal beberapa suku di Minangkabau.

Berikut Blogminangkabau.com akan beberkan beberapa asal suku, seperti suku piliang, tanjuang dan caniago yang kami rangkum dari beberapa sumber. Perihal kebenaran, foto dan segala hal menjadi tanggung jawab penulis yang bersangkutan.

Asal usul suku Piliang di Minangkabau 


Suku Minangkabau di Sumatera Barat merupakan salah satu suku dari sekian banyaknya suku-suku yang ada di Indonesia. Suku Minang awalnya terdiri dari empat suku induk yang kemudian berkembang menjadi ratusan suku karena hubungan kekerabatan dengan suku lain.

Berdasarkan telaah para ahli di Minangkabau yang telah bekerja keras mencari asal usul Suku di Minangkabau. Suku Minang di Sumatera Barat berasal dari Kerajaan Minangkabau di Sumatera. Kerajaan Minangkabau yang biasa dikenal dengan Pagaruyuang ini memiliki Luas wilayah kerajaan mencakup seluruh Sumatera Barat, sebelah selatan Sumatera Utara, bagian timur Riau, sisi utara Jambi, bagian utara Bengkulu dan Negeri Sembilan Malaysia.

Pada masa kejayaan Kerajaan Minangkabau, terjalin hubungan yang baik antar suku-suku yang ada. Berawal dari sanalah hubungan dari empat suku yang terus berkembang, karena hasil kekerabatan dan persilangan keturunannya.

Berdasarkan data sejarah, tambo dan lain lain termasum cerita yang berkembang di Masyarakat Minangkabau. Di Minangkabau ada empat suku Induk.

Yang mana Empat suku induk inilah yang menjadi cikal bakal lahirnya Suku Minang Sumatera Barat yang lainnya, empat suku induk tersebut adalah :

  • Suku Koto
  • Suku Piliang
  • Suku Bodi
  • Suku Caniago

Suku Piliang adalah salah satu suku (klan) yang terdapat dalam kelompok suku Minangkabau. Suku ini merupakan salah satu suku induk yang berkerabat dengan suku Koto membentuk kesatuan hukum adat di bawah komando Adat Datuak Katumangguangan. Dari kesatuan hukum adat inilah terkenal dengan Lareh Koto Piliang.

Asal usul kata Piliang ini Menurut A.A. Navis, kata Piliang terbentuk dari dua kata yaitu Pele artinya banyak dan Hyang artinya Dewa atau Tuhan.jadi Pelehyang artinya adalah banyak dewa. Ini menunjukkan bahwa pada masa lampau, suku Piliang adalah suku pemuja banyak dewa, yang barangkali mirip dengan kepercayaan Hindu.

Suku Piliang yang juga merupakan saudara dari suku Koto, yang cendrung disebut dengan Koto Piliang berasal dari Kato Pilihan. Koto berasal dari kato (Ucapan) dan Piliang berasal dari Pilihan, (Unggulan). jadi Koto Piliang adalah bersal dari Kato Pilihan.

Karena nota bene dalam Tambo Minangkabau Koto Piliang adalah pemegang tampuk kekuasaan (pemerintahan) karena DT. Katumangguangan berdarah bangsawan (rajo). Jadi dirunut dari situlah adakalanya kato pilihan asal kata Koto Piliang ada benarnya, karena kata raja (penguasa) adalah kata-kata pilihan yang akan keluar dari mulunya.

Dalam perjalanan sejarahnya, Suku piliang mengalami banyak pemekaran. Suku Piliang ini mengalami pemekaran menjadi beberapa pecahan suku yaitu:


  • Piliang Guci (Guci Piliang di nagari Koto Gadang, Agam)
  • Pili di nagari Talang, Sungai Puar (Agam)
  • Koto Piliang di nagari Kacang, Solok dan Lubuk Jambi, Kuantan Mudik, Riau
  • Piliang Laweh di Tanjung Alam, Tanah Datar dan Piliang Lowe di ([[Kuantan Singingi))
  • Piliang Sani (Piliang Soni) di Kuantan Singingi, Riau dan nagari Singkarak, Solok
  • Piliang Baruah
  • Piliang Bongsu
  • Piliang Cocoh,
  • Piliang Dalam
  • Piliang Koto
  • Piliang Koto Kaciak
  • Piliang Patar
  • Piliang Sati
  • Piliang Batu Karang di nagari Singkarak, Solok
  • Piliang Guguak di nagari Singkarak, Solok
  • Piliang Atas (Kuantan Singingi)
  • Piliang Bawah (Kuantan Singingi)
  • Piliang Godang (Piliang Besar)
  • Piliang Kaciak (Piliang Kecil)


Suku ini banyak menyebar ke berbagai wilayah Minangkabau yaitu Tanah Datar, Agam, Lima Puluh Kota, Solok, Riau, Padang dan beberapa daerah lainnya. Dari beberapa sumber, diketahui tidak terdapat suku ini di Pesisir Selatan dan Solok Selatan.

Wilayah Rantau dari Suku ini telah mencapai Hampir seluruh Wilayah yang ada di Indonesia, yang mencakup wilayah Sumatera. Wilayah barat Riau, wilayah selatan Sumatera Utara, wilayah tenggara, selatan dan barat Aceh, wilayah utara Bengkulu, dan wilayah selatan Jambi.

Di bawah payung suku Koto-Piliang, terdapat banyak suku lain yang bernaung, diantaranya adalah :


  • suku Tanjung
  • suku Guci
  • Suku Sikumbang
  • Suku Malayu
  • Suku Kampai
  • Suku Panai
  • Suku Bendang


Suku Piliang berdatuk kepada Datuk Katumanguangan  di zaman Adityawarman. Gelar-gelar kebesaran Adat dalam Pasukuan Piliang antara lain :


  • Datuk Bandaro Biso di Tanjung Alam, Kabupaten Tanah Datar
  • Datuk Mangkuto Rajo Lelo di Tanjung Alam Tanah Datar, Kabupaten Tanah Datar
  • Datuk Bandaro Panjang
  • Datuk Husnun Rajo Makan dalam


Suku Tanjuang di Minangkabau 


Suku Tanjung merupakan salah satu sub-suku dari Suku Minangkabau. Suku ini tersebar hampir di seluruh wilayah Minangkabau dan perantauannya. Suku Tanjung merupakan bagian dari Lareh Koto Piliang yang disusun oleh Datuk Ketumanggungan.

Menurut tambo adat Minangkabau, Suku Tanjung berasal dari Luhak Nan Tigo dan merupakan salah satu suku yang terbesar di Minangkabau. Suku ini kemudian menyebar ke wilayah rantau dan pesisir. Di pesisir barat, banyak orang-orang yang bersuku Tanjung yang menggunakan nama suku di belakang namanya.  Hal ini berlaku di wilayah pesisir barat Sumatera dari Barus, Sibolga, Sorkam, Natal, Air Bangis, Tiku, Pariaman, Padang, Painan, dan Bengkulu, serta di Pulau Nias. Penambahan nama suku di belakang namanya bertujuan untuk menunjukkan identitas diri di tengah masyarakat pesisir yang majemuk. Di pesisir barat Sumatera Utara yang tidak lagi mengikuti adat matrilineal, penambahan suku dibelakang nama ini sebagian besar sudah mengikuti nasab ayah.

Ada beberapa info mengatakan : Suku Tanjuang (Minang) berasal dari nama bunga, konon katanya (berdasarkan kata) padanan/pasangan kita (Tanjuang) adalah suku Sikumbang (Sikumbang berarti lebah), jadi kisah romansa bunga Tanjuang dan Sikumbang (maksudnya bunga dengan lebah)..

Asal usul Suku Tanjung Minangkabau 


Suku Tanjung merupakan bagian dari Lareh Koto Piliang yang disusun oleh Datuk Ketumanggungan. Menurut tambo adat Minangkabau, Suku Tanjung berasal dari Luhak Nan Tigo dan merupakan salah satu suku yang terbesar di Minangkabau.Suku ini kemudian menyebar ke wilayah rantau dan pesisir. Di pesisir barat, banyak orang-orang yang bersuku Tanjung yang menggunakan nama suku di belakang namanya. Hal ini berlaku di wilayah pesisir barat Sumatera dari Barus, Sibolga, Sorkam, Natal, Air Bangis, Tiku, Pariaman, Padang, Painan, dan Bengkulu, serta di Pulau Nias. Penambahan nama suku di belakang namanya bertujuan untuk menunjukkan identitas diri di tengah masyarakat pesisir yang majemuk. Di pesisir barat Sumatera Utara yang tidak lagi mengikuti adat matrilineal, penambahan suku di belakang nama ini sebagian besar sudah mengikuti nasab ayah.

Persebaran suku Tanjung


Suku Tanjung banyak menyebar di nagari Batipuh, nagari Batu Basa (Tanah Datar), Kurai Limo Jorong, Ampek Angkek, Talang Sungai Puar, Maninjau (Agam), Singkarak, Talang, Koto Gaek dan Aie Batumbuak (Solok), Air Bangis dan Talu (Pasaman), Pauh IX (Padang), Padang Pariaman, Bayang dan Tarusan (Pesisir Selatan), dan di beberapa nagari lain di Sumatera Barat, Riau, Jambi, Bengkulu, dan Sumatera Utara.

Suku ini mengalami pemekaran menjadi beberapa pecahan suku yaitu:


  • Tanjung Pisang (Tanjung Sipisang)
  • Tanjung Simabua
  • Tanjung Perak
  • Tanjung Kaciak (Tanjung Ketek)
  • Tanjung Sikumbang
  • Tanjung Koto
  • Tanjung Gadang
  • Tanjung Payobada
  • Tanjung Sumpadang (Tanjung Supadang)
  • Tanjung Batingkah
  • Panai Tanjung


Sekutu suku Tanjung adalah:

  • Suku Guci (sebagian ada yang mengatakan dekat ke Suku Melayu misalnya di Pauh, Padang)
  • Suku Sikumbang
  • Suku Koto
  • Suku Piliang
  • Suku Sipisang

Gelar datuk suku Tanjung

Gelar datuk bagi suku Tanjung :


  • Datuk Tan Dilangit
  • Datuk Talangik
  • Datuk Rajo Intan
  • Datuk Rajo Ameh
  • Datuk Rajo Indo
  • Datuk Gamuak
  • Datuk Rajo Bandaro Basa
  • Datuk Kayo
  • Datuak Siri Mangkuto
  • Datuak Indo Marajo
  • Datuak Mangkudun
  • Datuak Bungsu


Suku Caniago di Minangkabau 


Suku Chaniago adalah suku asal yang dibawa oleh Datuk Perpatih Nan Sebatang yang merupakan salah satu suku induk di Minangkabau selain suku Koto, suku Piliang dan suku Bodi.

Suku Chaniago memiliki falsafah hidup demokratis, yaitu dengan menjunjung tinggi falsafah "bulek aia dek pambuluah, bulek kato dek mufakat. Nan bulek samo digolongkan, nan picak samo dilayangkan" artinya: "Bulat air karena pembuluh, bulat kata karena mufakat".

Dengan demikian pada masyarakat suku Chaniago semua keputusan yang akan diambil untuk suatu kepentingan harus melalui suatu proses musyawarah untuk mufakat.

Falsafah tersebut tercermin pula pada bentuk arsitektur rumah adat bodi Chaniago yang ditandai dengan tidak terdapatnya anjuang pada kedua sisi bangunan Rumah Gadang. Hal tersebut menandakan bahwa tingkat kasta seseorang tidak membuat perbedaan perlakuan antara yang tinggi dengan yang rendah.

Hal yang membedakan tinggi rendahnya seseorang pada masyarakat suku Chaniago hanyalah dinilai dari besar tanggung jawab yang dipikul oleh orang tersebut.

Salah satu falsafah lain untuk mencari kata kesepakatan dalam mengambil keputusan pada suku Chaniago adalah "aia mambasuik dari bumi" artinya suara yang harus didengarkan adalah suara yang datang dari bawah atau suara itu adalah suara rakyat kecil, baru kemudian dirembukkan dalam sidang musyawarah untuk mendapatkan sebuah kata mufakat barulah pimpinan tertinggi baik raja maupun penghulu yang menetapkan keputusan tersebut.

Sifat dan watak seseorang dapat dilihat dan ditakar dari latar belakang kehidupannya. Demikian juga sifat dan watak sebuah suku atau marga.  Apalagi misalnya, kita mengetahui pula tentang sejarah perkembangannya.

Di situlah kita bisa melihat dan menakar sifat dan watak orang-orang Caniago di Minangkabau Sumatra Barat. Bahwasanya, suku Caniago ini merupakan para perantau sejati. Watak pertualangannya itu dibarengi dengan kegemaran mereka dalam berdagang.

Dari kebiasaan merantau dan berdagang inilah yang mengantar mereka untuk menempati daerah-daerah di pesisir pantai di Sumatera Barat. Jarang orang Caniago itu tinggal di daerah pegunungan. Orientasi hidup mereka selalu di pantai karena berkaitan dengan berdagang itu.

Karena gemar merantau dan berdagang itulah orang-orang Caniago mudah beradaptasi dengan orang-orang dari suku lain di Nusantara ini. Mereka pun membentuk sifat dan karakter yang mudah bergaul dengan orang lain. Sehingga, sifat utama mereka memang sangat terbuka dan familiar.

Dengan naluri dasar bertualang itu pula yang membuat orang-orang dari suku Caniago  sering menikah dengan orang-orang dari suku atau marga lain. Sehingga, keturunan orang-orang dari suku Caniago ini bercabang ke mana-mana di Nusantara ini, bahkan telah banyak orang-orang Caniago yang kawin dengan orang-orang dari negara lain.

Maka, sifat orang Caniago itu terbuka, ramah, tidak cerewet, mudah bergaul dan beradaptasi. Mereka juga termasuk orang-orang pekerja keras.  Dan dalam kehidupan berorganisasi atau dalam kebersamaan, mereka selalu mengedepankan musyawarah untuk mencapai mufakat.

Pecahan Suku :


  • Sumagek
  • Mandaliko
  • Panyalai
  • Payobadar


Gelar Datuk Suku Chaniago 

Di antara gelar datuk suku ini adalah :


  • Datuk Rajo Pangulu
  • Datuk Kando Marajo
  • Datuk Manjinjiang Alam
  • Datuk Bandaro Sati
  • Datuk Rajo Alam
  • Datuk Kayo
  • Datuk Paduko Jalelo
  • Datuk Rajo Perak
  • Datuk Paduko Amat
  • Datuk Saripado Marajo
  • Datuk Pangulu Basa
  • Datuk Tan Basa
  • Datuk Rangkayo Kaciak
  • Datuk Patih


Demikianlah Asal usul Suku Piliang, Tanjuang dan Caniago di Minangkabau. Asal-usul suku di atas kami sadur dari banyak sumber seperti wikipedia, kaba rantau, pustaka nasional, arsip daerah dan banyak lainnya. Jika ada kesalahan, masukan dan tambahan referensi jangan sungkan untuk melayangkan komentar dan surat email kepada kami.

Terimakasih telah membaca dan membagikan Artikel di Blogminangkabau.com yang berjudul Asal usul, Penyebaran dan Pemekaran Suku Piliang, Tanjuang dan Caniago di Minangkabau. Jangan lupa share ya sanak.

You Might Also Like:

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar