--> Skip to main content

follow us

Sulaiman Labai, Urang Labai dan Pejuang Kemerdekaan dari Silungkang

Sulaiman Labai, Sejarah, Sepak Terjangnya, Urang Labai Minangkabau yang Terkenal Sebagai Robin Hood


Sanak sebagai Orang Minangkabau apakah pernah mendengar nama Sulaiman Labai? Atau jika sanak adalah anak keturunan orang Silungkang apakah mengenal dengan kakkek buyut sanak yang bernama Sulaiman Labai?

Jika sanak Orang Minangkabau belum begitu mengenal siapa itu Sulaiman Labai, Maka kali ini Blogminangkabau.com akan mengulas salah satu tokoh penting Minangkabau dari tanah Silungkang ini. Ya itu beliau Sulaiman Labai. Atau biasa dikenal dengan Robin Hood dari Tanah Silungkang.

Nama Beliau Sulaiman Labai sebenarnya lebih mewakili siapa dan peranan beliau di Tanah Silungkang itu sendiri daripada penggunaan nama Robin Hood yang telah melekat.

Menurut hemat penulis julukan Robin Hood melekat karena penulis biografi beliau Sulaiman Labai dulu mungkin bukan Orang Minangkabau asli atau orang kreatif yang terpapar cerita rakyat Inggris tersebut.

Menurut bahasa Minangkabau, Kata Labai di belakang nama Sulaiman Labai sudah mewakili peranan dan siapa beliau di tanah silungkang dan Minangkabau itu sendiri.

Labai dalam Bahasa Minang Klasik berarti orang hebat, kuat dan tangguh serta pendekar (Pandeka) dalam nagari. Artinya Labai secara harfiah telah berarti orang penting, kuat dan berpengaruh dan Pendekar. Tidakkah begitu sanak? Jika sanak punya referensi yang lebih tepat dengan kata Labai ini silahkan koment di bawah ya.

Baik, kita kembali lagi dengan bahasan tentang Sulaiman Labai atau lebih dikenal dengan Robin Hood Tanah Silungkang, Atau menurut penukis lebih tepatnya adalah Urang Labai dari Tanah Silungkang. Siapa Beliau Sulaiman Labai ini? Bagaimana sejarah dan sepak terjang beliau hingga dikenal? Simak jlasan berikut sampai selesai ya.

Di Tanah Silungkang Minangkabau, Pada tahun 1912, di bawah kekuasan kolonial Belanda, Silungkang merupakan pusat perdagangan dan pertambangan. Seiring dengan interaksinya dengan dunia luar, gagasan-gagasan radikal masuk juga ke Silungkang.

Dan pada tahun 1915, Sulaiman Labai, seorang saudagar muslim, mendirikan cabang Sarekat Islam di Silungkang. Tiga tahun kemudian, ia mulai mempelopori perlawanan terhadap peraturan-peraturan kolonial yang melarang pengangkutan beras.

Pada tahun-tahun itu. Sebagian besar daerah Silungkang sedang dilanda musim kelaparan. Dan Ironjsnya, kereta-kereta pengangkut beras belanda tidak pernah berhenti hilir-mudik melewati Silungkang. Beras-beras itu dikirim untuk pejabat dan administrator Belanda yang berada di tambang Ombilin di Sawahlunto. Beras diangkut dari Solok dan sekitarnya

Dari sinilah aksi Robin Hood dan Sulaiman Labai menunjukkan bahwa dia adalah urang Labai dalam nagari terjadi, demi Nagari Silungkang.

Pada tahun 1918, Sulaiman Labai dan puluhan anggotanya memaksa kepala stasiun untuk menyerahkan dua gerbong beras dari kereta api yang melintas di Silungkang dan usaha Sulaiman Labai ini berhasil. Beras hasil rampasan itu kemudian dibagi-bagikan kepada rakyat yang kelaparan.

Sulaiman Labai ditangkap gara-gara aksi tersebut. Namun demikian, kisah kepahlawanannya membuat rakyat sangat bersimpati kepadanya dan Sarekat Islam.

Dalam waktu singkat, banyak orang yang ingin bergabung dengan organisasi Sarekat Islam tersebut.

Sarekat Islam cabang Silungkang pun berkembang pesat. Selain memimpin SI, Sulaiman Labai juga memimpin koran kiri: Panas.

Namun sayang hanya sedikit sumber tentang koran ini dan sepak terjang Sulaiman Labai di dalamnya. Berapa lama koran ini aktif  dan berapa lama Sulaiman Labai berperan di dalamnya.

Pada tahun 1924, SI cabang Silungkang diubah menjadi Sarekat Rakyat (SR). Meningkatnya aktivitas masyarakat Silungkang dalam perjuangan anti-kolonial mendorong pemerintah Belanda melakukan penangkapan-penangkapan. Pada tahun 1926, Sulaiman Labai ditangkap oleh Belanda.

Sulaiman Labai ditangkap sebelum terjadinya pemberontakan anti-kolonial di Silungkang  pada malam Tahun Baru 1927. Pemberontakan rakyat itu dipimpin oleh PKI dan Sarekat Rakyat. Pemberontakan itu menemui kegagalan. Ribuan aktivis, kaum tani, kaum buruh, ulama, dan rakyat biasa ditangkap oleh Belanda.

Nasib sulaiman Labai sendiri sudah tidak jelas saat itu. Berdasarkan sebuah artikel yang ditulis oleh Anwar Sirin, Perang Rakyat Silungkang Sumatera Barat 1927, menceritakan bahwa pada Maret 1928 Sulaiman Labai dan sejumlah pejuang rakyat Silungkang di pindahkan ke sebuah penjara di Pulau Jawa.

Anwar Sirin mencatat sebuah dialog antara  Sulaiman Labai dengan Rusad, seorang pribumi yang menjadi Mantri Polisi Belanda. Di situ, Mantri Polisi Rusad mengejek para pejuang itu dengan mengatakan:

“Kamu semua telah merasakan tanganku. Tentu kamu menaruh dendam kepadaku. Tapi jangan harap kamu semua dapat membalas dendam itu. Sekalipun kini ada Sukarno mengikuti jejak kalian yang hendak merdeka dan hendak menjadi raja. Besok pagi kalian semuanya berangkat untuk jadi raja dan rakyat di hotel prodeo di tanah Jawa"

Sulaiman Labai, yang berada di barisan pejuang itu, maju kedepan dan mengatakan:

“Tidak ada dendam kami terhadap pegawai dan amtenar bahkan terhadap Belanda pribadi, kami hanya dendam terhadap penjajah Belanda.”

Abdul Muluk Nasution, salah seorang tokoh pemberontakan rakyat Silungkang yang turut dibuang ke pulau Jawa, menulis satu lagi kisah keberanian Sulaiman Labai saat berada di penjara Belanda di Glodok, Jakarta.

Pada tahun 1930, dua tahun setelah Sumpah Pemuda, seorang tokoh PNI Jabar yang juga dipenjara di Glodok, Tussin, memberitahu Sulaiman Labai dan kawan-kawan perihal Sumpah Pemuda itu. Tidak hanya itu, Tussin juga mengajari Sulaiman Labai dan kawan-kawan menghafal dan menyanyikan lagu “Indonesia Raya”.

Pada pukul 8 malam, 28 Oktober 1930, di bawah pimpinan Sulaiman Labai, tokoh pemberontak Silungkang, Sumpah Pemuda dibacakan. Lagu Indonesia Raya pun mereka gemakan serentak di setiap sel penjara Glodok, tanpa mempedulikan risiko dicambuk atau diasingkan di sel gelap dengan tangan dan kaki terantai. Itulah Sulaiman Labai, pahlawan yang tak kenal takut itu, menunjukkan pada tanah kelahirannya bahwa dia adalah labai dalam nagarinya.

Pada tahun 1937, ketika Abdul Muluk dibebaskan dari penjara, Sulaiman Labai yang sudah berumur 60-an tahun masih harus menjalani penjara 15 tahun lagi.

Pada tahun 1942, ketika Jepang menguasai Indonesia, Sulaiman Labai tetap berada di dalam penjara. Ia menolak dibebaskan oleh Jepang. Sebab, baginya, Jepang dan Belanda sama saja: merampas kemerdekaan rakyat Indonesia.

Sulaiman Labai, pejuang rakyat Silungkan yang tak kenal surut, meninggal di dalam penjara pada tanggal 15 Agustus 1945, dua hari menjelang Bung Karno dan Bung Hatta membacakan kemerdekaan negeri yang diperjuangkannya.

Demikianlah kisah dari urang labai dari Silungkang, Sulaiman Labai. Atau lebih dikenal dengan Robin Hoodnya Silungkang. Artikel digaet dari banyak sumber, seperti wikipedia dan lain sebagainya. Jika Sanak memiliki referensi kuat lain tentang Urang Labai Silungkang ini silahkan hubungi kami di kontak. Jangan lupa share.

You Might Also Like:

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar