--> Skip to main content

follow us

Arti dan Makna Filosofi Seni Ukiran di Rumah Gadang Minangkabau

Arti dan Makna Filosofi Seni Ukiran di Rumah Gadang Minangkabau

Ada yang berpikir apa arti dan makna filosfi dari seni ukiran di Rumah Gadang Minangkabau? Nah tahukah Sanak pembaca Blogminangkabau.com kalau ukiran di rumah gadang tersebut memilik arti dan makna filosofi tersendiri? Simak ulasan Blogminangkabau.com tentang Arti dan Makna Filosofi Seni Ukiran di Rumah Gadang Minangkabau berikut ini.

Ornamen ukiran tradisional Rumah Gadang Minangkabau semuanya berwujudkan alam flora, yang tidak hanya berperan sebagai penghias belaka, melainkan juga merupakan simbol yang mempunyai makna ukiran rumah Gadang itu.

Setelah diteliti ornamen ula­ran Rumah Gadang mempunyai hubungan yang erat dengan adat di Mi­nangkabau. Dari sumber yang ada me­nye­but­kan Adat Minangkabau ber­pengaruh terhadap ornamen ukiran Rumah Gadang, sehingga ornamen mem­pakan simbol dari per­wu­judan adat.

Pengadaan orna­men ukiran selalu ber­hu­bungan dengan prinsip adat basandi syarak (adat ber­sendikan syarak) Yang mem­punyai filosofi alun lakambang jadi guru (alam ter­kambang jadi guru) dengan kousep alue jo patuik (alur dan patut), ukue jo jangka (ukur dengan jangka) dan raso jo pariso (rasa dan periksa) dengan dasar pola geometris.

Adat Minangkabau ada­lah satu dari sebagian kecil warisan budaya lokal yang masih bertahan hingga hari ini. Sebagai kekhasan yang paling menonjol adalah seni ukir. Kekayaan aset berupa seni ukir masih terus di­pertahankan hingga hari ini.

Bukan hanya secara lahiriah, namun juga secara le­bih mendalam, makna- mak­na filosofis yang ter­kandung pada ukiran ter­sebut masih tetap di­upa­yakan untuk dipegang teguh sebagai falsafah hidup masyarakat Minangkabau.

Bentuk- bentuk ukiran dikembangkan dengan mengambil inspirasi dari tiga hal yaitu nama tumbuh-tumbuhan, nama hewan dan nama benda-benda yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Dalam masyarakat Mi­­nang­ka­bau dikenal tiga macam jenis ukiran. Ketiga uki­ran tersebut terinspirasi dari alam.

Makna Ukiran Rumah Gadang Perbe­­daan­nya di­dasarkan ke­pada ins­pirasi dari mo­tif ukiran. Seni ukiran Minang yang terdapat di rumah gadang (Rumah Gadang, Rumah Bagonjong, Rumah Adat Minangkabau) diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Ukiran di Rumah Gadang yang terinspirasi dari nama tumbuh-tumbuhan

Ukiran Rumah Gadang yang terinspirasi oleh tumbuhan seperti Aka Duo Gagang, Aka Barayun (akar berayun), Aka Duo (akar dua), Gagang (gagang), Aka Taranang (akar terendam) , Bungo Anau (bunga enau), Buah Anau (buah enau), Bungo Taratai dalam Aie (bunga teratai dalam air), Daun Bodi jo Kipeh Cino (daun bodi dan kipas cina), Kaluak Paku (tanaman pakis) Kacang Balimbiang (kacang belimbing), Siriah Gadang (sirih besar) dan Siriah Naiak (sirih naik).

2. Ukiran di Rumah Gadang yang terinspirasi dari nama hewan

Ukiran dan seni ukiran Rumah Gadang yang terinspirasi oleh nama he­­­wan se­per­ti Itiak Pu­lang Patang, Ruso Balari dalam Ran­sang dan Tu­pai Ma­na­gun. Ayam Mancotok (ayam mematuk) dalam Kandang Gajah Badorong (gajah didorong), Harimau dalam Parangkok (harimau dalam perangkap), Kuciang lalok (kucing tidur).

3. Nama motif yang terinspirasi dari benda-benda yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari. 

Benda sehari-hari yang menjadi motif ukiran rumah gadang seperti Ambun Dewi, Aie Bapesong (air berputar), Ati-ati, Carano Kanso (carano plat besi tipis), Jalo Taserak, Jarek takambang, Kaluak Baralun (lengkung beralun), Lapiah Duo (lapis dua), Limpapeh, Kipeh Cino dan Sajamba Makan (kipas cina dan makan bersama-sama).


Pe­nulisan ini bertujuan untuk membahas dan me­ngin­ter­pretasikan makna fi­losofis yang terkandung dalam uki­ran “Itiak Pulang Patang” yang men­ce­rminkan pola kehidupan masyarakat Mi­nangkabau.

Selain keterangan di atas Makna Ukiran di Rumah Gadang juga menjelaskan hal-hal kehidupan dan lain sebagainya.

Setiap nama memiliki makna dari ukiran dan seni ukiran di Rumah Gadang Minangkabau memiliki makna, diantaranya :

“kaluak paku’ mempunyai arti ajaran anak dipangku kemenakan dibimbing.

“pucuak rabuang” bermakna pelajaran yang berguna yaitu “ketek baguno, gadang tapakai”.

“saluak laka” berarti lambang kekerabatan di Minang.

“jalo” melambangkan sistem pemerintahan Datuak Parpatih Nan Sabatang atau aliran Bodi Caniago.

“jarek” melambangkan sistem pemerintahan Datuak Katumanggungan atau aliran Koto Piliang.

“itiak pulang patang” bermakna anak – kemenakan.

“saik galamai” melambangkan ketelitian.

“si kambang manih” menggambarkan keramahan.

‘Itiak Pulang Patang’ memiliki enam makna filosofis sperti yang di jelaskan di bawah ini.

1. Keselarasan dan keserasian kehidupan masyarakat Minangkabau dengan alam

2. Tata pergaulan dalam kehidupan sehari-hari, antara individu di dalam masyarakat.

3. Tatanan sistem pemerintahan.

4. sistem kekerabatan antara mamak dan kemenakan.

5. Keteguhan dalam menjalankan prinsip- prinsip hidup.

6. Kebersamaan dalam kehidupan masyarakat Minang

Ukiran ini pada umum­nya banyak terdapat di din­ding Rumah Adat Minang­kabau yang terkenal dengan nama “Rumah Gadang atau rumah bagonjong ini". Pada ukiran rumah gadang terkandung makna filosofis yaitu meng­gambarkan kese­laras­an dan ke­serasian kehidupan ma­sya­rakat Mi­nangkabau de­ngan alam­nya,

Tata per­gaulan dalam kehidupan sehari-hari antar individu dalam ma­syarakat, tatanan sis­tem pemerintahan, hu­bungan sinergis pada hu­bungan sistem kekerabatan antara mamak dan ke­menakan, kete­guhan dalam men­­jalankan prinsip-prin­sip hidup serta ke­ber­samaan dan kekompakan dalam ma­sya­rakat Mi­nangkabau.

Demikianlah penjelasan Arti dan Makna Filosofi Seni Ukiran di Rumah Gadang Minangkabau. Semoga artikel ini bermanfaat, jangan lupa tinggalkan komentar dan share ya.

You Might Also Like:

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar